This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 24 Februari 2013

tune up pada mobil

Tune Up Gasoline Engine

Engine adalah salah satu bagian penting dari kendaraan, yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen yang kompleks dan saling terhubung. Sehingga engine memerlukan perawatan yang rutin agar kerja komponen dalam engine dapat bekerja dengan baik. Kendaraan yang dioperasikan dalam jangka waktu tertentu akan mengalami perubahan pada komponen fungsional termasuk perubahan kualitas pelumas. Sehingga membutuhkan pemeliharaan untuk mengembalikan kondisi kerja engine atau yang disebut dengan Tune Up.

Pemakaian kendaraan dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan komponen kendaraan yang bergerak yang mempunyai clearance akan selalu mengalami perubahan, sehingga akan mengurangi kelancaran siklus kerja engine. Akibatnya tenaga kurang, suara komponen engine yang bergerak menjadi berisik, dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan kerusakan pada beberapa komponen engine dikarenakan ada perubahan setting komponen. Engine merupakan sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Sehingga permasalahan gangguan kendaraan jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kerusakan yang sifatnya kompleks. Tanpa perawatan dan pengawasan yang rutin pada kendaraan berdampak perbaikan yang kompleks juga. Tidak menuntut kemungkinan membutuhkan beaya yang cukup banyak dan masa pakai kendaraan yang pendek.

Setiap pabrikan kendaraan bermotor biasanya sudah menentukan perawatan rutin atau berkala untuk engine. Tune-up yang dimaksud adalah servis berkala sesuai rekomendasi produsen. Sebagai contoh mulai dari perawatan berkala untuk 1000 km sampai 120.000 km. Akan tetapi perawatan tersebut hanya untuk kendaraan yang tergolong baru. Dan akan berbeda jika perawatan untuk kendaraan yang tergolong lama.

Sesuai dengan perkembangan teknologi yang terjadi, dilihat dari sistem kerjanya terdapat dua jenis tipe gasoline engine (mesin bensin), yaitu engine konvensional dan engine EFI (Electronic Fuel Injecton). Kedua jenis engine tersebut mempunyai sistem kerja yang berbeda, sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam proses pemeliharaan. Berikut akan dipaparkan perbedaan pemeliharaan pada kedua jenis engine tersebut.

Tune Up Engine Konvensional


Pada umumnya pekerjaan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan, diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk menjaga performa mesin  atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi standar. Salah satu pekerjaan tune up adalah untuk engine konvensional. Jenis engine ini merupakan sistem kerja komponen-komponen masih menggunakan proses manual/analog/mekanik belum menggunakan kontrol pengendali elektronik. Sistem pada engine konvensional, sistem kerjanya relatif sederhana dibandingkan dengan engine EFI. Pekerjaan Tune Up untuk jenis engine konvensional meliputi beberapa hal sebagai berikut: pemeriksaan dwell angle, timming ignition, penyetelan putaran idle, celah katup, celah platina, filter udara, filter bahan bakar, busi dan kabel busi, pelumas/oli, air pendingin, air dan tegangan accu/baterai, kemudian dilanjutkan dengan finally check. Jika dalam pengecekan ditemukan kondisi abnormal dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut.

 Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)


Engine EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan jenis engine yang sudah dilengkapi dengan sistem kontrol elektronik, sehingga membutuhkan pemeliharaan khusus dengan menggunakan alat yang disebut engine scanner. Engine scanner merupakan alat bantu untuk memeriksa/memonitor secara simultan proses kerja dari sensor,ECU dan actuator. Berikut ini akan dipaparkan pekerjaan yang dilakukan untuk Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection): Scanning systems (read and erase error code, actuation test, reset adaptation, adjusting co, recording data stream, graphic dat), pemeriksaan Filter Udara, pemeriksaan busi (spark plug), pemeriksaan kuantitas dan kualitas pelumas, pemeriksaan saringan bahan bakar, pemeriksaan kuantitas air pendingin, pemeriksaan accu/baterai, test drive.

sistem starter pada mobil

Urutan cara kerja sistem starter
Pada saat kita memutar kunci kontak pada posisi start, arus positif baterai akan langsung terhubung melalui relay. Pada saat itu kumparan yang ada di dalam relay akan menumbulkn suatu magnet untuk menghubungkan arus positif baterai menuju ke terminal 50 motor starter. Dan pada selenoid motor starter terdapat kumparan yang akan magnet akan menghubungkan arus positif baterai menuju terminal C motor starter, pada saat mati terminal C harus terputus dari aliran listrik.
Berikut kita akan memasang rangkain sistem starter
Untuk pemasangan pada sistem starter kita harus cek dengan telitih jngan sampai ada kabel terminal yang kendor atau tersumbat kotoran karna itu sangat mengganggu aliran listrik pada komponen motor starter.
Seperti yang saya jelaskan di atas dari komponennya untuk cara memasang bisa di liat pada gambar di bawah;
starter.jpg Untuk pemasangan pada motor starter di situ di gmbarkan termunal 50 motor starter dihubungkan dengan teminal 87 relay, terminal 30 motor starter langsung di hubungkan ke positif bateray.
starting2.jpg Cara memasang Relay type 4 kaki atau umum yang sering di pakai pada mobil type lama;
relay.jpg Terminal 85 relay di pasang pada massa atau body atau sasis
Terminal 86 dipasang pada terminal ST pada Ignition switch (kunci kontak)
Terminal 30 dipasang pada terminal positif baterai(aki)
Terminal 87 di pasang pada terminal 50 pada selenoid motor starter

cara kerja sistem starter

Cara Kerja Sistem Stater Konvensional
Cara Kerja Sistem Stater Konvensional
Kunci Kontak dari Posisi "ON/IG" ke "START"
Komponen dan fungsi komponen motor stater serta cara kerjanya diklasifikasikan menurut tipe-tipe motor stater. Salah satunya adalah motor stater konvensional, cara kerjanya merupakan penerapan dari prinsip dasar motor stater.
Cara Kerja Sistem Stater Konvensioanal :
a. Kunci Kontak dari posisi "ON/IG" ke "START", arus mengalir dari :
  • Baterai - Ignition switch - Terminal 50 - Hold in coil - Massa.
  • Baterai - Ignition switch - Terminal 50 - Pull in coil - Terminal C - Field coil - Brush(+) - Armatur - Brush(-) - Massa Mengakibatkan adanya kemagnetan pull-in coil dan holid-in coil. Kemagnetan tersebut mendorong / menggerakkan as selenoid sehingga berakibat :
    • Contact plate terhubung dengan terminal 30 dan C
    • Pada saat yang sama pinion gear di dorong masuk ke ring gear ( pada fly wheel)

b. Pada saat Pinion Gear (roda gigi pinion) dan Ring Gear (roda gaya) berkaitan, aliran arus dari :
  • Baterai - Terminal 30 - Terminal C - Field coil - Brush(+) - Armatur - Brush(-) - Massa. Terjadi kemagnetan pada Field coil dan armatur, sehingga armatur memutarkan Pinion gear.

c. Kunci Kontak dari posisi "START" ke "ON/IG", aruske terminal 50 terputus, sehingga aliran arus dari :
  • Baterai - Terminal 30 - Terminal C- Pull in coil - Hold in coil - Massa.
  • Baterai - Terminal 30 - Terminal C- Field coil - Brush(+) - Armatur - Brush(-) - Massa
    Kondisi ini mengakibatkan magnet yang timbul pada pull in coil dan holi in coil saling meniadakan, karena arah arus berlawanan. Dengan demikian as selenoid mudah kembali bergerak seperti semula (kearah kanan), karena tarikan pegas. Begitu juga dengan contact plate yang terlepas dari terminal 30 dan C, arus dari baterai terputus, armatur berhenti berputar. Apabila sistem stater tidak bekerja normal (sesuai cara kerja motor stater konvensional), serta perlu melakukan pemeriksaan dan perbaikan motor stater (trouble shooting) sesuai analisis fungsi komponen dan cara kerjanya.

    Minggu, 17 Februari 2013

    motor starter

    Motor Starter


    DINAMO STARTER / MOTOR STARTER
    Dua dinamo ini memiliki peran yang bertolak belakang di dalam mesin. Bila alternator (dinamo ampere) menghasilkan listrik dari putaran mesin, dinamo starter berfungsi sebaliknya, yakni menggunakan listrik untuk memutar mesin di saat start.
    Esensi utama motor starter adalah sebagai unit yang memutar gigi flywheel  untuk menghidupkan mesin.
    Komponen yang ada pada Dinamo stater
    Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
    • Kunci kontak (ignition switch)
    • Fuse ( fusibel link )
    • Kabel penghubung
    • Baterai
    • Motor Starter
    1.   Kunci Kontak :
    Kelistrikan otomotif pada Mobil menggunakan kunci kontak ( Ignition Swtch ) sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga ( baterai )
    Kunci kontak mempunyai beberapa posisi :
    ·         Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
    ·         ACC : Terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan acecoris
    ·         ON / IG : Terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
    ·         START : untuk Start
    2.   Sekering (Fuse) :

    Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.

    3.   Baterai :

    Baterai berfungsi sebagai sumber arus DC (Searah) untuk semua sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagi sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40 – 70 AH Baterai mempunyai 2 kutub yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-) atau mas diberi kode 31.

    4.   Kabel :

    Kabel adalah konduktor yang dibungkus isolator dan berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil, kabel dibedakan ukuran diameternya menurut penggunaanya. Kabel kecil digunakan untuk arus kecil dan kabel besar diguanakan untuk arus yang besar. Untuk penghubung pada sistem starter digunakan kabel yang cukup besar karena perlu arus yang besar.

    5.   Motor Starter:

    Esensi utama motor starter adalah sebagai unit yang memutar gigi flywheel  untuk menghidupkan mesin.

    Komponen utama yang ada pada motor starter di tunjukan pada gambar di bawah ini:

    1.      Pengungkit Gigi Motor Starter
    Komponen ini bentuknya sangat sederhana dan seperti pengungkit biasa, namun dilengkapi dengan per besar sebagai damper pendorong gigi starter. Pengungkit ini bertugas mendorong gigi starter agar gigi motor starter dapat bertemu dengan gigi roda gila dan selanjutnya dapat memutar mesin.

    2.      Bodi motor Starter
    Komponen ini berfungsi sebagai rumah motor starter. Pada bagian dalam bodi ini juga terdapat gulungan/kumparan yang memberikan efek medan magnet dengan kekuatan yang cukup untuk memutar mesin. Medan magnet yang dihasilkan bodi starter selalu berlawanan dengan medan magnet yang dikeluarkan oleh poros motor starter, maka terjadilah gaya putar poros motor starter. Gaya putar inilah yang membuat motor starter ini mampu menggerakan atau memutar mesin.
    3.      Poros Motor Starter
    Komponen ini adalah komponen utama dari sebuah motor starter. Dari poros inilah mesin dapat diputar/dihidupkan. Pada poros motor starter terdapat beberapa komponen sebagai berikut :

    - Elemen kontak, berfungsi sebagai kontak listrik agar arus listrik bisa mengalir kedalam gulungan motor starter menjadi magnet yang sangat kuat dan cukup kuat untuk menggerakan mesin.

    - Gulungan motor starter, Gulungan ini berfungsi memberikan efek medan magnet untuk bisa menggerakan poros motor starter dengan kekuatan yang cukup untuk menggerakan atau memutar mesin.

    - Pendorong gigi starter, bertugas memberikan efek 'kopling' motor starter, sehingga gaya putar motor starter bisa diteruskan ke mesin.
    Pemeriksaan MOTOR STARTER Kendaraan

    meliputi :

    1. Pemeriksaan Komutator atau Poros Motor Starter, meliputi :

        a. Pemeriksaan kebersihan dari komutator
            jika kotor bersihkan dengan amplas ukuran # 400
        b. Run Out
            jika keolengan melebihi 0,05 mm ratakan dengan mesin bubut
        c. Kedalaman alur
            jika kedalaman alur kurang dari 0,2 mm perbaiki dengan mata gergaji

    2. Armature coil, meliputi :

        a. Kontinuitas kumparan
            kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
            catatan: pada ujung kumparan yang berhubungan langsung dengan sikat atau brush
            biasanya kotor di akibatkan oleh debu yang terlalu lama sehingga menjadi kerak
            ataupun oleh minyak hal ini akan mengakibatkan terhambatnya aliran arus listrik
            yang berakibat tidak berputarnya motor stater.
            Cara perbaikannya: cukup di bersihkan saja memakai ampelas yang halus untuk
            membersihkan kotoran ataupun minyak yang menempel pada ujung kumparan.
          
        b. Ground test
            kondisi baik bila tidak ada kontinuitas
      
    3. Field coil, meliputi :

        a. Periksa kontinuitas srikuit field coil
            kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
        b. Ground test, baik bila tidak ada kontinuitas

    4. Sikat, meliputi :

        bila panjang sikat kurang dari 8,0 mm maka sikat harus diganti

    5. Pemegang sikat

         pastikan pemegang sikat (+) dengan (-) tidak ada kontinuitas

    6.  Magnetic switch

        a. Kembalinya plunyer
      kondisi baik bila plunyer ditekan segera kembali
        b. Pull in coil test
            periksa hubungan antara terminal 50 dengan C.kondisi baik bila ada kontinuitas.
        c. Hold in coil test
            periksa hubungan antara terminal 50 dan body. jika ada kontinuitas berarti Baik

    7. Pemeriksaan tanpa beban
         Jika pemeriksaan awal dari 1 sampai 6 telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji  tanpa beban. Maksudnya disini adalah pemeriksaan motor starter tanpa dipasang pada kendaraan adapun pemeriksaan ini dilakukan dengan:
    a.       Menghubungkan terminal negatif batrai dengan body motor starter
    b.      Menghubungkan terminal positif batrai dengan terminal 30 motor starter (biasanya baut terminal 30 lebih panjang dibanding dengan baut terminal C)
    c.       Sebagai gantinya kunci kontak maka hubungkan terminal 30 dengan terminal 50.
    d.      Ketika terminal 30 dihubungkan dengan terminal 50 maka pada plunyer akan terlempar dilanjutkan dengan berputar.
    Apabila kondisi ini kita jumpai pada saat pemeriksaan akhir motor starter maka dapat disimpulkan motor starter dalam kondisi baik